Fish on the Sea
Original Title
Topic
Origin
Project Initiator
Annisa Rachmatika
Project Status
Logline
Walau tidak bisa mewariskan ilmu melaut kepada anak laki-lakinya seperti orang tua lain di kampung nelayan Tambakrejo, seorang ayah yang tak bisa berenang berusaha menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya.
SYNOPSIS
Di kampung Tambakrejo, ilmu melaut diwariskan dari generasi ke generasi. Umumnya, anak laki-laki di kampung Tambakrejo mendapatkan ilmu melaut dari ayahnya yang nelayan. Sedangkan, anak perempuan mendapat ilmu mengolah hasil laut dari ibu atau neneknya. Berbeda dengan tradisi tersebut, Agus sebagai seorang ayah, tidak dapat mewarisi keilmuan ini kepada anak laki-laki satu-satunya karena dia tidak bisa berenang.
Walaupun pernah menjadi pelayan, Agus, yang kini bekerja sebagai kuli bangunan, tidak bisa berenang. Ia kerap mempersiapkan berbagai perangkat melaut Rizky, anaknya. Rizky menjadi nelayan kecil yang mendapat ilmu melaut dari pamannya (garis keturunan ibu) dan ibunya sendiri, Maesyaroh, yang piawai menyelam untuk mencari kerang hijau.
Pendapatan Rizky dari melaut adalah Rp100.000,-/hari. Bagi Rizky, hasil ini lebih dari cukup. Namun, konflik berkepanjangan di kampung Tambakrejo mengancam keinginan Rizky untuk hidup cukup dan tenang dari profesinya sebagai nelayan. Rumah yang kini ditempati RIzky dan keluarga akan habis masa sewanya di tahun 2025. Jika pemerintah merelokasi pemukiman, Rizky akan dijauhkan dari laut dan cita-citanya untuk hidup tenang dan cukup sebagai nelayan akan pupus. Kecuali jika Rizky bersiasat untuk mempertahankan rumah dan kehidupannya di kampung Tambakrejo.
Director's Statement
Sejalan dengan Rizky dan Agus, saya percaya bahwa setiap manusia di dunia ini memiliki hak untuk hidup dan bertumbuh yang tidak boleh dirampas oleh siapa pun dan apa pun. Melalui film ini, saya berharap bahwa pertumbuhan sosial ekonomi di Indonesia dapat merata sehingga tidak ada lagi anak yang perlu berhenti sekolah, menyaksikan rumahnya dihancurkan, dan dihantui ancaman tidak dapat hidup dengan tenang. Atau pun Bapak yang sulit mengungkapkan rasa sayangnya karena tidak ada peluang.