Lonely Journey

Inisiator Proyek

Sutradara

Fala Pratika

Fala Pratika lahir di Muntilan, 15 Juni 1998. Tahun 2020, ia menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Ia mulai menyukai film karena persewaan DVD. Saat ini, Fala sedang mendalami isu gender dalam film. Ia banyak menghabiskan waktunya dengan menonton film, mempercantik rumah, juga membaca dan menulis.

Produser

Fadhilla Ristianty

Fadhilla Ristianty merupakan seorang pekerja lintas sektor di bidang kreatif dan seni. Setelah lulus dari Sosiologi Universitas Gadjah Mada, ia bekerja sebagai penulis konten dan aktif di berbagai acara seni dan film, seperti Festival Film Dokumenter dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Fadhilla juga sempat bekerja sebagai manajer operasi dan program di Selatan Restaurant & Creative Space di Jakarta. Selain itu, ia juga aktif terlibat di beberapa produksi film pendek, antara lain Madonna (2017), Maya (2019), dan Babon (2021) karya Sinung Winahyoko.

Logline

Aku menemukan kumpulan surat berisi rahasia keluargaku yang selama ini tidak pernah dibicarakan oleh siapa pun. Aku kemudian sadar ketidakstabilan mental yang aku rasakan selama ini berasal dari berbagai masalah yang tidak terselesaikan di masa lalu terkait dengan ibu dan nenekku.

Sinopsis

Aku tidak pernah bisa berhadapan dengan ibuku. Selalu ada perasaan marah yang membuatku memilih untuk mengambil jarak. Saat aku kecil, aku merasa ibuku tidak hadir seperti kebanyakan ibu lainnya yang direpresentasikan oleh masyarakat Indonesia–khususnya Jawa–karena memilih untuk bekerja daripada mengurus. Perasaan itu kemudian semakin bertambah seiring aku tumbuh dewasa. Namun, kini ketika kami bersama justru perasaan sepi semakin menyelimutiku sampai kemudian kakek kesayanganku meninggal dunia pada 2019. Di tengah rasa kehilangan, aku menemukan tumpukan surat yang ditujukan padanya yang ditulis oleh ibu dan nenekku pada tahun 1980 sampai 1990-an.

Melalui surat itu, aku mulai mengetahui rahasia keluarga terkait nenek dan ibuku yang tidak pernah dibicarakan. Berkaca dari surat-surat itu adalah upayaku untuk mengerti apa yang terjadi padaku, yang sebelumnya juga terjadi pada ibu dan nenekku.